Senin, 30 Juli 2012

Menjadi pemenang itu mudah


Sebuah prestasi akan membuat orang menjadi bangga akan apa yang ia capai. Karena dengan prestasi itu, ia jadi tahu dimana bakat yang ia kuasai dan dapat pula mengevaluasi apa yang kurang dari bakatnya itu. Dengan prestasi juga membuat kita menjadi terukur, sampai dimana kemampuan yang telah kita miliki dibandingkan dengan orang lain.

Dalam Islam pun telah jelas bahwa seorang muslim dianjurkan untuk berprestasi. Sebagaimana dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Nah, inilah yang menjadi dasar bahwa setiap manusia haruslah unggul dibanding yang lain. Tak perlu di banyak hal, namun di satu hal saja cukup. Karena kita telah dianugrahi akal dan badan yang telah sempurna. Jadi tak ada alasan untuk tidak berprestasi.

Cukupkah sampai disini? Tentu tidak. Lihatlah potret pemuda Islam maupun umat Islam hari ini. Minim prestasi, minim penghargaan. Berbeda dengan yahudi. Mereka gencar untuk selalu unggul di berbagai hal. Bahkan mereka mendominasi dalam meraih nobel penghargaan dalam berbagai bidang. Jika melihat jumlah pengikut, maka yahudi kalah jauh dengan umat Islam. Namun untuk jumlah prestasi yang diraih maka umat Islam kalah jauh dengan yahudi. Maka, perlulah kita untuk berkaca.

Konsumsi hiburan yang serba mudah membuat orang menjadi lalai. Mungkin inilah yang membuat prestasi umat Islam menjadi merosot. Budaya konsumtif dan instan diantara unsur yang membuat umat ini tak lagi memikirkan prestasi. Dengan berpikir dangkal dan hanya mementingkan kenyamanan diri sendiri, membuatnya tidak peduli lingkungan apalagi umat.

Hal yang berbeda justru terjadi ketika umat Islam berada pada beberapa dekade awal disebarkan. Seorang muhammad memberikan suatu teladan yang unggul kepada umatnya. Bukan hanya satu bidang, melainkan di banyak bidang.

Contohnya saja ketika melakukan perang, begitu banyak perang yang dimenangkan di bawah kepemimpinan muhammad. Prestasi besar diawali oleh kedisiplinan. Dan prestasi besar pun tak luput dari prestasi kecil. Jika hanya contoh kecil, banyak sekali yang ditauladankan oleh seorang Muhammad SAW. Yaitu ketika orang sekitar ka’bah sedang kebingungan untuk meletakkan batu hajar aswat, seorang muhammad adalah orang pertama yang datang mengunjungi ka’bah dan beribadah didekatnya. Seketika itu, masyarakat sekitar ka’bah sepakat dan mempercayakan peletakan batu hajar aswat oleh Muhammad.

Itulah prestasi. Dan sesungguhnya dalam memperoleh pretasi tidaklah sulit. Hanya butuh konsistensi. Dan inilah istiqomah tepatnya. Namun yang perlu jadi catatan adalah tidak banyak orang yang mencanangkan dirinya untuk berprestasi. Seorang pemenang olimpiade olah raga tingkat dunia, ia hanya memenangkan beberapa pertandingan dan belum pernah menang melawan seluruh orang di dunia, belum pernah mengalahkan anda. Jadi, memang untuk menjadi pemenang sebenarnya adalah mudah.

Jadi, tunggu apalagi. Sudah saatnya Islam bangkit dari redupnya prestasi ini. Dan tak perlu lagi sembunyi-sembunyi. Karena Islam sudah merindukan akan datangnya generasi muslim yang unggul. Sebagaimana telah dijanjikan Allah, bahwa kita adalah umat terbaik yang ada di bumi. Untuk itu, mari mulai hari ini, kita tingkatkan prestasi dan berbenah diri untuk menjadi pribadi berprestasi.

Hendro utomo, bandar lampung 30 juli 2012.

0 komentar:

Posting Komentar